Friday, July 15, 2011

Lagu Masa-masa Perkenalan

Mungkin teman-teman yang berasal dari SMA Kanisius udah ngga asing lagi dengan judul di atas. Ya, lagu masa-masa perkenalan bisa dibilang lagu wajib di SMA gw dan semua murid di SMA gw pasti tau lagu apa itu. Lagu itulah yang menyatukan seluruh anak baru ketika baru masuk di sekolah gw ketika mereka mengikuti masa orientasi. Sebuah lagu yang sangat indah untuk dinyanyikan, penghibur calon siswa baru ketika kena marah dengan kakak kelas, dan pada saat graduasi pun kami masih dengan jelas mengingat lirik demi lirik lagu tersebut dan menyanyikannya sambil berlompatan.

Beginilah kira-kira lirik lagu tersebut:
"Masa-masa perkenalan masa yang tak terlupakan.
Masa-masa perkenalan masa yang penuh kenangan.
Saat pertama bertemu, dengan teman dan sahabat.
Saat pertamaku di SMA yang ternama.
Kolese tercintaaaa.. aaaa..... aaaaa..... aaaa......
aaaaa.... aaaa.... aaaa..... aaaaa...

Kami hadir dengan tawa, dengan riang dan gembira.
Kami hadir dengan dengan janji, mengemban tugas yang suci.
Menggapai cita yang pasti, mengabdi ibu pertiwi.
Demi jaya almamater kami, KANISIUS.
Kolese tercintaaaa.. aaaa..... aaaaa..... aaaa......
aaaaa.... aaaa.... aaaa..... aaaaa...
"

Lagu ini adalah lagu yang kalo gw nyanyiin bisa membuat diri gw sendiri tersentuh sama halnya lagu Mars Kanisius dan Indonesia Raya. Tapi, gw berpikir lebih dalam dan melihat diri gw, apakah benar apa yang udah gw nyanyikan dengan semangat itu, bener2 udah sesuai dengan perilaku gw? Dan gw rasa jawabannya adalah sama sekali belum.

Lihat satu kalimat dalam lagu di atas yang gw cetak tebal. Dari sekian banyak kata yang ada di lagu tersebut, kalimat tersebutlah yang paling gw senangi dan banggakan, tetapi sekaligus yang membuat gw merasa bersalah ketika gw menyanyikan lagu tersebut.

Gw bukan tipe anak yang suka buat onar dan mempermalukan nama sekolah gw sendiri. Bahkan mungkin gw bisa dibilang anak baik2 yang menimba ilmu di sekolah. Tapi ya hanya itu, di luar itu tindakan gw sepertinya masih nol besar.

Sebenarnya, udah cukup banyak kesempatan yang diberikan oleh sekolah kepada gw untuk membawa nama sekolah dalam jenjang nasional ataupun mungkin internasional. Namun apa hasilnya? Gw kira hasilnya cukup mengecewakan.

Gw gagal di sebuah kompetisi di mana sekolah gw sering mengirimkan wakilnya sebagai partisipannya. Di tengah kegagalan gw itu, gw ngga jarang juga menyalahkan orang lain atau pihak di luar diri gw, orang tua yang ngga mendukung lah, sekolah yang ngga peduli lah atau apapun. Pokoknya di luar diri gw.

Setelah berlalu cukup lama, di tengah kesedihan gw juga, gw terkadang mencoba melihat diri gw. Apakah gw emang sudah layak untuk membawa nama sekolah gw? Ternyata semua tuduhan-tuduhan yang gw berikan kepada pihak di luar diri gw ga ada apa2nya jika tuduhan itu diberikan kepada diri gw sendiri.

Harus gw akui gw belum memiliki apa yang dibilang oleh sekolah gw "bermental baja" atau apa yang disebut persevera atau apalah yang sering disebut sekolah gw. Gw masih suka berleha-leha dan menghabiskan waktu gw untuk sesuatu yang ngga jelas apa gunanya. Dan yang paling parahnya lagi, gw masih bisa menyalahkan orang lain padahal kegagalan itu adalah kegagalan yang gw buat sendiri.

Dibandingkan dengan teman-teman gw yang lolos, mereka emang menunjukan dedikasi yang tinggi (paling ngga jika dibandingkan dengan gw). Dan disini juga gw belajar apa yang namanya fokus terhadap satu hal. Kegiatan gw di SMA itu terpecah jadi cukup banyak, sibuk di CWE, ada juga canicomp dll.

Gw tapi cukup senang dari segunung kegiatan yang gw ikuti, gw bisa memetik sesuatu yang berharga biarpun gw petik dalam kegagalan ataupun keberhasilan. Biarpun cukup banyak kegagalan yang gw alami, ada beberapa keberhasilan yang gw raih dan semuanya itu gw berikan sepenuhnya untuk orang tua gw dan almamater gw. Ya, gw juga udah merasakan manis dan pahitnya apa yang disebut dengan suatu usaha dan perjuangan.

Hal ini lah yang gw pelajari dari kegiatan2 gw selama di SMA. Gw berharap gw bisa semakin dewasa ke depannya dan semoga SMA gw bisa mencetak orang2 yang jauh lebih hebat dari gw yang bisa membanggakan almamater.

Sekali lagi gw nyanyikan frase itu

"Demi jaya almamater kami...."

Dan sekarang gw bisa tersenyum menyanyikannya setelah gw menyadari kesalahan gw dan terus berusaha untuk memperbaikinya.

Bagaimana dengan teman-teman kanisian yang lain? Jawabannya ada di dalam diri kalian.

Ad Maiorem Dei Gloriam.

3 comments:

Febrian said...

setuju banget dengan post ini.

saat kita telah menjadi alumni, itulah saatnya benar-benar mengharumkan nama almamater kita. kanisius menjadi tenar lebih karena menghasilkan orang-orang yang sukses di bidangnya masing-masing, bukan cuma karena memiliki murid-murid yang pandai atau jago olahraga.

Cosmas Krisna Adiputra said...

wow ada Febrian haha

Unknown said...

ralat dikit kalau boleh,

Kami hadir dengan bangga ,bukan "tawa"

tks
mico 95