Gw ga pernah punya rencana untuk mengunjungi kota ini sampai seorang teman Jepang gw mengajak gw untuk pergi ke sana sambil nemenin dia mengerjakan sesuatu di sana (special thanks to Yasushi Takashima). Dan berangkatlah gw ke kota bersejarah ini naik feri dari pelabuhan Osaka ke pelabuhan ShinMoji yang berada di Kyushu. Supaya lebih jelas gw taruh peta perjalanan gw supaya lebih seru haha.
Peta perjalanan feri dari Osaka ke Kyushu (名門大洋フェリー) |
Alat transportasi laut menjadi sesuatu hal yang sangat penting bagi negara kepulauan. Dari segi kecepatan memang alat transportasi laut tidak bisa mengalahkan darat maupun udara, tp alat transportasi laut seperti feri memiliki keunggulan tersendiri, yaitu murah dan jumlah load beban yang bisa diterima sangat besar. Dan kali inipun gw dan temen gw memasukan sebuah mobil ke dalam feri buat dibawa jalan jalan di nagasaki. Pas mobilnya masuk feri serasa masuk ke dalam gundam, haha.
Perjalanan dari Osaka ke Shinmoji sekitar 500 km dan dengan feri memakan waktu sekitar 12 jam. Dibandingkan dengan bus malam yang juga merupakan transport yang sering digunakan di Jepang, gw lebih merekomendasikan feri karena fasilitasnya yang memungkinkan penumpangnya keluar dengan keadaan segar, karena di dalamnya tentu ada tempat tidur dan ofuro (tempat mandi khas orang jepang). Berikut gambar feri dan tempat tidur di dalamnya.
Feri yang berpindah setiap hari dari Osaka ke Kyushu |
Tempat tidur kelas 2, kelas terbawah dalam feri |
Akashi Kaikyou Bridge (明石海峡大橋): Jembatan yang menghubungkan Honshuu dan Awajishima (taken from ferry) |
Kota nagasaki selain bersejarah memiliki ciri khas lain dengan kota kota lainnya di jepang. Selama periode Edo berlangsung di Jepang (periode dimana jepang menutup diri dari dunia luar), hanya kota Nagasaki lah yang terbuka untuk dunia luar Jepang. Sehingga banyak percampuran budaya yang terjadi di sini. Kita bisa melihat China Town di Nagasaki (hanya ada 3 China Town di Jepang: Yokohama, Kobe, dan Nagasaki), banyaknya gereja Katolik di sana karena Nagasaki juga merupakan pintu gerbang masuknya agama katolik di Jepang dan rumah-rumah peninggalan orang Portugis dan Belanda sehingga ketika kita berada di sana, kita merasakan suasana Jepang yang sedikit berbeda dibandingkan Tokyo maupun Osaka.
Perjalanan pertama gw di sana adalah nagasaki peace park dan nagasaki atomic bomb museum. Tempat-tempat ini mungkin adalah tempat paling bersejarah di Nagasaki karena museum ini didirikan di sekitar titik jatuhnya bom atom yang meledak pada 9 Agustus 1945 11:02 pagi. Tempat ini cukup membuat gw merinding dengan testimonial orang-orang yang selamat dari insiden tersebut yang terdapat dalam museum dan barang-barang peninggalan sejarah yang disimpan rapi di sana seperti jam dinding yang jarumnya berhenti pada pukul 11:02. Gw rasa pengalaman pahit yang dialami Jepang saat itu sudah cukup membuat Jepang mengalah tanpa syarat kepada Amerika dan tidak meneruskan kekuatan militernya hingga saat ini.
Nagasaki Atomic Bomb Museum |
Titik jatuhnya bom atom Fat Man pada 9 Agustus 1945 |
Perjalanan kedua gw adalah menuju ke lantern festival yang diselenggarakan di sekitar China Town Nagasaki. Lantern festival ini diadakan untuk merayakan hari raya Imlek yang jatuh pada bulan februari kemarin. China Town di Nagasaki memang tidak sebesar dengan yang ada di Yokohama, tapi hiasan lampion yang bermacam-macam di sudut kota, membuat kita berasa di negeri tirai bambu. Tak lupa juga gw makan manjuu (bun/bakpao) rekomendasi teman gw hehe.
Oh ya di Nagasaki tidak ada subway maupun kereta, namun di sana terdapat romendensha (路面電車) atau tram yang menjadi alat transportasi utama selain bus umum. Gw juga pernah naik hal yang serupa ketika berada di Sapporo, Hokkaidou tapi di sana masih terdapat subway karena Sapporo cukup besar.
Hari berikutnya gw jalan-jalan melihat gereja-gereja bersejarah yang ada di Nagasaki. Yang pertama adalah urakami cathedral (浦上天主堂). Gereja ini adalah gereja yang terdekat dengan hypocenter bom atom nagasaki (sekitar 400m). Gereja ini seperti biasa menyelenggarakan misa tetapi juga menjadi objek wisata bagi para turis yang datang ke nagasaki, sehingga orang non katolik juga banyak yang berkunjung untuk melihat gereja ini.
Gereja yang kedua adalah oura church (大浦天主堂) yang dianggap sebagai gereja tertua yang ada di Jepang. Gereja ini udah menjadi national treasure dan kayaknya udah ngga menyelenggarakan misa. Masuk ke sananya juga bayar, jadi sepertinya udah berubah jadi objek wisata.
Urakami Cathedral: gereja yang berada 400 m dr hypocenter bom atom |
Langit sore dari Urakami Cathedral |
Oura church: gereja tertua yang ada di Jepang |
Bercampurnya budaya Jepang dengan negara lain di kota ini, menyebabkan makanan yang ada di sini juga beraneka ragam. Makanan yang terkenal dari Nagasaki adalah:
1. champon (ちゃんぽん): semacam bakmie yang dilengkapi dengan bermacam-macam sayur. Makanan ini berasal dari Tiongkok.
2. sara-udon (皿うどん): kalo ini semacam ifumie yang biasa kita temukan juga di chinese restaurant
3. sasebo burger: gw ga sempet makan ini, katanya burgernya gede banget kayak punya orang amerika. Tp gw malah makan burger ikan paus yang juga terkenal di Nagasaki.
4. Turkish rice (トルコライス): gw ga tau kenapa dinamakan Turkish rice, mungkin dulu bikinnya emang diajarin sama orang Turkey hihihi.
5. Nagasaki kakuni manjuu ( 角煮饅頭): ini adalah bakpau yang bentuknya seperti sandwich, jadi dagingnya terlihat dari luar seperti dijepit dengan roti.
6, Ikokkou: seperti bakpia pathuk, sedikit lebih besar, tetapi dalamnya kosong. Keras dan gulanya terdapat di dinding dalam kue,
Turkish Rice: di atas nya pun ada tonkatsunya lol :p |
Whale Cutlet Burger |
Kakuni Manjuu |
Ikokkou |
Sekian catatan perjalanan gw ke Nagasaki, kota yang entah mengapa masih nyantol di kepala gw sebagai afalan sejarah pas SD akhirnya bener gw lihat dengan mata kepala gw sendiri. Mungkin karena gw masih inget dengan kota ini akhirnya gw diizinkan untuk melihat keindahannya #takdir. Terima kasih dan sampai jumpa di post yang berikutnya.