Wednesday, July 6, 2011

Ketika Tunas Bawang Mulai Muncul Keluar

Kemarin pagi, tanpa kesengajaan, saya pergi ke SD lama saya, yakni SD Santa Maria Fatima. Saya sama sekali tidak bermaksud untuk ke tempat ini, tapi karena saya pergi bersama ibu dan adik saya, beliau mengajak saya untuk menunggu sejenak di tempat ini sembari adik saya mendapatkan giliran cap 3 jari.

SD saya adalah SD yang spesial buat saya, semua anak dalam anggota keluarga saya mengenyam pendidikan dasar semua di sekolah ini. Saya juga tidak mengetahui mengapa ayah dan ibu saya memilih SD ini, selain letaknya yang kurang strategis dari rumah dan di kala SD-SD lain menawarkan segunung prestasi, ayah dan ibu saya tetap mempercayakan SD tersebut sebagai tempat semua anak mereka mengenyam pendidikan dasar.

Sekolah dasar ini berumur cukup tua, jika tidak salah ketika saya duduk di bangku kelas lima, sekolah ini sudah memperingati umurnya yang ke 144 th. Gedungnya merupakan gedung bekas kolonial Belanda. Menurut beberapa guru dan pegawai dan juga gossip beberapa anak di SD ini, gedung ini merupakan bekas rumah sakit Belanda dan cukup banyak cerita dan mitos mengenai hantu berkeliaran di sekolah ini.

Kira-kira begitulah penjelasan SD tempat saya mengenyam pendidikan dulu. Saat saya mennunggu adik saya mengurusi cap 3 jari, saya berjalan mengitari sekolah ini. Sejenak muncul kenangan-kenangan yang masih saya ingat persis ketika saya bersekolah di sini. Siapa menyangka saya sudah sampai bangku kuliah dan semuanya berawal dari gedung tua ini dan berkat bimbingan dan kasih sayang guru-guru di sekolah ini.

Tempat pertama yang saya kunjungi adalah kapel dan biara, tempat ini adalah tempat yang cukup ditakuti oleh anak-anak, karena dulu setiap ada anak-anak yang main ke sana, entah ada seorang guru atau suster yang memarahi mereka dan menyuruh mereka keluar. Saya hanya tersenyuum ketika ada seorang suster datang menghampiri saya dan berjalan melalui saya. Semuanya masih teringat jelas ketika saya masih senang berlari ke sana sini melalui biara bersama teman-teman saya.

Gua Maria juga menjadi tempat yang mengenang untuk saya. Dulu, setiap Sabtu pagi, kamu murid SD ini berkumpul bersama untuk berdoa dan bernyanyi di pagi hari. Semuanya duduk mengitari Gua ini lalu ada seorang guru yang memimpin kami berdoa dan bernyanyi. Beberapa lagu yang saya ingat seperti burung pipit yang kecil, laskar Kristus dll.

Tempat berikutnya adalah ruangan kelas 4c, saya tidak bisa masuk ruangan tersebut, karena tuangan tersebut di kunci. Namun, ada celah pada jendelanya sehingga saya bisa melihat ke dalam. Ketika saya melihat ke dalam, langsung muncullah bayang2 ketika masih saya SD. Dan persis di jendela tempat saya melihat ke dalam adalah tempat saya dulu menaruh dan memelihara bawang.

Dahulu kami mendapatkan tugas untuk memelihara bawang bombay. Sebenarnya tidak terlalu sulit menanam tanaman yang satu ini. Kami hanya di suruh membawa tempat selai roti seperti morin dan bawang bombay yang aga besar, lalu bawang tersebut di tarugh diatas tempat selai tersebut yang telah diisi air. Namun, menanam bawang perlu kesabaran, ketelitian, dan kehati-hatian. Karena tanaman tersebut mudah sekali busuk jika air di dalam toples lupa untuk diganti.

Seperti yang dikatakan di paragraf awal, bahwa SD saya ini sangat kurang strategis dari rumah, saya sudah terbiasa bangun jam 1/2 5 pagi dan berangkat jam 5 15 ke sekolah. Hal ini dikarenakan saya diantar ayah saya yang juga setelah mengantar saya harus ke kantor pukul 7. Tak ayal lagi, saya biasa sampai di sekolah ini pukul 6 atau masih gelap gulita. Dan salah satu kegiatan yang saya ingat di pagi hari adalah merawat bawang saya :)

Pada saat saya sampai di sekolah, biasanya saya langsung masuk ke kelas dan mengambil tempat selai roti berbawang tersebut, air bekas semalam saya ganti dengan air dari wastafel yang baru. Itulah rutinitas yang saya lakukan hampir setiap pagi di kelas 4, dan hal itu tidak sia-sia muncullah entah tunas atau daun dari ujung bawang tersebut pada hari ke 3 atau ke 4 yang membuat saya sangat senang.

Di antara 30 anak yang merawat bawang-bawang tersebut, perlahan-lahan ada yang makin subur, ada juga yang menghasilkan bau tak sedap (baca:busuk). Yang berbau dibuang oleh guru saya karena sudah tidak dapat tumubuh lagi.

Lalu saya kembali berjalan ke depan kantin, saya langsung ingat bahwa saya pernah ngompol di sini. Seperti yang diketahui bahwa terkadang saat pagi gulita saya sudah sampai di sekolah ini, fasilitas sekolah seperti toilet belum lah dibuka karena tak jarang toilet belum dibuka. Untuk menjuju ke toilet, dibutuhkan akses melalui kantin yang terdapat dua lapis pintu. Pada pagi itu saya, menunggu karyawan untuk membukakan pintu tersebut, tapi karena karyawan lama sekali datang akhirnya saya ngompol di depan kantin. Hahaha, entah kenapa saya tidak buang air saja di selokan, padahal pada pagi itu, hari masih gelap dan belum ada siapa-siapa.

Kemudian saya memasuki aula olahraga, langsung teringat oleh saya bahwa saya pernah menjadi instruktur senam SKJ setiap hari Jumat. Guru saya menunjuk beberapa murid untuk maju ke depan dan dijadikan contoh dalam SKJ. Mengingat saya pernah menjadi instruktur SKJ, saya langsung berpikir bahwa saya berbakat jadi instruktur gym. Hahaha, tapi saya tidak mau karena banyak instruktur gym yang melambai. :p

Itu hanyalah sebagian kecil dari kenangan-kenangan yang saya bisa bagikan ke teman-teman. Saya tidak pernah menyesal bahwa saya mengenyam pendidikan dasar di sekolah ini. Bagi saya sekolah ini sudah sangat lebih dari cukup dalam mengajarkan saya budi pekerti, persahabatan, dan kasih sayang dibandingkan segudang prestasi yang ditonjolkan oleh sekolah sekolah lain. Sekarang saya mengerti mengapa ayah dan ibu saya menyekolahkan saya di tempat ini. Semoga saya bisa menjadi bawang-bawang yang berguna bagi orang lain :).

No comments: